Contact

Semoga Tulisan - tulisan ini bermanfaat untuk kita semua

Sabtu, 09 April 2011

Macam -Macam Puasa

Puasa adalah ibadah yang berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan ibadah tersebut mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa Ramadhan adalah jenis puasa yang diwajibkan, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183-185. Jenis puasa lain yang diwajibkan adalah puasa kafarat (denda, tebusan) dan puasa nazar. Selain itu, ada juga puasa yang diharamkan, puasa makruh, dan puasa sunah.

Puasa haram. Puasa jenis ini mencakup puasa sebagai berikut; 
(1) Puasa sunah yang dilakukan seorang istri tanpa izin suaminya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Seorang istri yang hendak melakukan puasa sunah harus terlebih dulu diketahui dan mendapat izin dari suaminya. 
(2) Puasa yang dilakukan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. 
(3) Puasa pada hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah. 
(4) Puasa yang dilakukan dalam keadaan haid atau nifas.
(5) Menurut mazhab Syafi’i, puasa yang dilakukan pada pertengahan akhir bulan Syakban. 
(6) Puasa yang dilakukan oleh seseorang yang takut akan terjadi mudarat bagi dirinya apabila ia berpuasa.

Puasa sunah. 
Puasa jenis ini mencakup puasa sebagai berikut; 
(1) Puasa Daud, yaitu puasa yang dilakukan selang satu hari (sehari berpuasa sehari tidak, begitu seterusnya). Puasa ini, seperti dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, lebih utama dari puasa-puasa sunah lainnya. 
(2) Puasa selama tiga hari dalam setiap bulan Hijriyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. 
(3) Puasa pada hari Senin dan Kamis. 
(4) Puasa yang dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal, baik secara berturut-turut atau tidak.
Barangsiapa yang berpuasa belama enam hari sesudah puasa Ramadhan, ia seakan-akan telah berpuasa wajib sepanjang tahun. (HR Muslim, dari Abu Ayyub RA). 
(5) Puasa hari Artafah, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang yang tidak sedang melakukan ibadah haji. Hal ini didasarkan pada hadis riwayat Muslim dari Abu Qatadah, Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun, setahun yang lampau dan setahun mendatang. Bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji, puasa pada hari itu tidak disunahkan, bahkan sebaliknya, disunahkan untuk tidak berpuasa. 
(6) Puasa pada hari ke delapan di bulan Dzulhijah (sebelum hari Arafah). Puasa ini disunahkan tidak saja bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji tetapi juga orang yang tidak sedang melakukan ibadah haji. (7) Puasa Tasuu’aa, atau Asura, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharam. 
(8) Puasa pada al-asyur al-hurum, yaitu puasa yang dilakukan pada bulan-bulan Dzulkaidah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Keempat bulan ini merupakan bulan yang paling afdhal untul melaksanakan puasa sesudah bulan Ramadhan. 
(9) Puasa di bulan Syakban.

Puasa makruh. 
Ada tiga macam, yaitu: 
(1) Puasa yang dilakukan pada hari Jumat, kecuali telah berpuasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya. (2) Puasa wisaal, yaitu puasa yang dilakukan secara bersambung tanpa makan dan minum pada malam harinya. 
(3) Puasa dahri, yaitu puasa yang dilakukan terus-menerus. 

2 komentar:

  1. Syukron, Atas Share Ilmunya..... Mantaf sesuai sekali dengan uraian kitab2 ulama majhab walaupun karena keterbatasan ruang hanya garis besarnya saja... tp itu bs mnjawab kebutuhan ummat dlm mencari penjelasan bab tsb, skaligus mrangsang utk memperbanyak Tholab Ilmu .... !!!

    BalasHapus